Rabu, 30 Juli 2014

Penyesalan Datang Terlambat



Kebahagiaan adalah saat dimana kita sanggup untuk selalu tersenyum, tertawa tanpa batas. Tapi bagiku bahagia adalah hari ini dan tak peduli apa yang telah terjadi kemarin, dan yang akan terjadi besok, yang aku tau, hari ini aku bahagia.
Sosok pria itu masuk dalam hidupku, tapi sesuai dengan apa yang sudah aku putuskan, aku tak ingin jatuh cinta dulu, aku ingin merasakan indahnya pertemanan, apalagi aku baru saja dikhianati oleh seorang pria. Seminggu aku jalani, semua masih terlihat normal – normal saja, hingga akhirnya aku merasakan sebuah perhatian yang lebih dari dirinya. Mulai saat itu aku merasa beda bila didekatnya, terkadang tatapan matanya membuatku begitu indah, dan aku mulai menyadari diriku jatuh cinta. Tapi sesuai dengan niat dari awal aku belum mau jatuh cinta. Tetapi perasaan tetap saja perasaan, aku merasa lebih dalam lagi dan kini mendengarkan namanya saja aku sudah merasa gugup, jangankan melihat orangnya, melihat fotonya saja membuatku deg – degan. Makin lama perasaan ini makin kuat. Semakin kuat aku untuk melupakan, semakin kuat juga perasaan ini tumbuh. Yang awalnya saat aku berbicara dengan dia, aku diam disampingnya, dekat dengan dia itu rasanya biasanya aja, kini ngeliat dia jalan saja aku sudah grogi setengah mati.
Tapi semenjak ada event disekolah, aku dan dia jarang bertemu karena kesibukan kami masing – masing, tapi aku masing sering contact dia, sms dia, karena cuma itu satu – satunya caraku ngilangin kangen sama dia. Aku masih belum habis pikir, apakah dia ngerasain rasa yang sama ya, atau itu hanya perasaanku saja. Aku mulai mencari cara untuk tau, tapi aku nggak mungkin nanya karena jangankan ngobrol, nyapa aja mungkin gemetar. Aku mencoba untuk nggak sms dia, nggak ketemu dia, hingga 3 hari. Padahal dulu 2 hari nggak ada kabar aja, dia langsung sms dan nanyain kabar, tapi sekarang? Semua sudah berubah. Aku mencoba untuk melupakannya, karena aku takut tersakiti untuk kedua kalinya. Aku diam lama hingga akhirnya aku ketemu dia lagi, tapi bukannya rasa ini menghilang malah semakin keras, semakin kuat, dan rasa grogi, gugup gemetar, semakin kuat. Akupun langsung lari saat melihat dia, dan aku merasa dia juga ngeliat aku, aku ngerasa bersalah karena takut dia tersinggung. Aku coba untuk mengklarifikasikan masalah yang terjadi dengan cara memberanikan diri tapi dia malah nggak peduli. Kini aku tau ternyata dibalik kebahagiaan aku mempunyai kesedihan yang amat sangat terpuruk. Dari awal aku sudah berniat untuk tidak menaruh perasaan tapi perasaan tinggal perasaan, jujur aku sakit hingga kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar